Jakarta, 28 Agustus 2020, — Pandemi Covid-19 benar-benar telah merugikan banyak sekali sector perekonomian setiap negara termasuk Indonesia. Setiap negara harus gerak cepat mempertahankan maupun memulihkan ekonomi negaranya masing-masing. Indonesia yang dalam beberapa tahun kebelakang ini tengah gencar melakukan pembangunan infrastruktur berkelanjutan harus sedikit meng-rem perjalanannya akibat Covid-19.
Indonesia Construction and Architecture Network sebagai penyelenggara yang bekerja sama dengan Badan Pengembangan Usaha dan Promosi (BPUP) serta Pamerindo Indonesia melaksanakan webinar yang bertajuk Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia melalui zoom webinar.
Dalam forum webinar yang dilaksanakan pada hari Kamis, 27 Agustus 2020 dihadiri oleh Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia dan beberapa narasumber dari berbagai pemangku kepentingan infrastruktur.
Hadi Sucahyono selaku Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian PUPR mengatakan bahwa kementerian PUPR memiliki 6 kelompok program prioritas yang menjadi focus utama salah satunya yaitu telah dengan mengalokasikan untuk program Padat Karya Tunai (PKT) sebesar 11,49 triliun rupiah.
Hal ini bertujuan untuk mendukung program pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi, utamanya lewat pembangunan infrastruktur yang melibatkan langsung warga setempat sebagai pelaku pembangunan, khususnya infrastruktur berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi.
Hadi Sucahyono juga mengatakan penyerapan sampai saat ini penyerapan tenaga kerja sebanyak 493.000 orang atau sekitar 80% dari rencana yaitu 614.000 orang.
Direktur Prasarana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Iwan Suprijanto juga mengatakan bahwa upaya-upaya yang dilakukan pemerintah khususnya kemeterian PUPR diharapkan dan juga sangat optimis bahwasanya ekonomi nasional pada tahun 2021 akan tumbuh dan pulih 4,5% sampai 5,5% berdasarkan hasil press conference rancangan APBN 2021.
Sesuai data yang dikeluarkan oleh BPS pada bulan Februari 2020 pengangguran di Indonesia mencapai 6,88 juta jiwa, Bappenas juga mengatakan bahwa tingkat pengangguran terbuka Indonesia pada tahun depan bisa mencapai 7,7 sampai 9,1%.
“Tingginya angka pengangguran tersebut tentunya menunjukkan kepada kita agar bisa lebih bijak dalam membangun infrastruktur, diantaranya Kementerian PUPR dengan menggalakkan program Padat Karya Tunai yang diantaranya untuk bisa menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin akibat Covid-19” ujar Hadi Sucahyono.
Dilanjutkan oleh Hadi Sucahyono, kegiatan Padat Karya juga telah mencakup berbagai bidang termasuk bidang sumber daya air misalnya untuk percepatan peningkatan tanah guna air irigasi atau P3TGAI, pemeliharaan jaringan irigasi, bidang bina marga yaitu preservasi jalan dan jembatan, bidang cipta kerja yaitu untuk pangsimas dan sanimas dan di bidang perumahan untuk peningkatan kualitas rumah swadaya.
“Pada tahun ini Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat juga me-refocusing anggaran sebesar 44 triliun yang semula sebesar 120 triliun menjadi 75 triliun rupiah. Refocusing ini dimanfaatkan antara lain untuk pembangunan fasilitas penampungan karantina di Pulang Galang, rehabilitasi dan renovasi wisma atlit kemayoran serta penyelesaian rumah sakit akademik di Universitas Gadjah Mada Jogjakarta” imbuh Hadi Sucahyono.
Secara garis besar dalam forum webinar tersebut, Kementerian PUPR sangat mendukung Program Pemulihan Ekonomi Nasional dengan berbagai upaya dan langkah konkrit yang telah dilakukan salah satunya yaitu Program Padat Karya Tunai.
